Bisnis dari rumah peluang dapat Rp.1 Milyar.Modal Rp.250.000 dapat web replika dan minuman kesehatan

Rabu, 06 Agustus 2008

Gangguan Tidur Picu Serangan Jantung di Malam Hari


http://www.kompas.com

Gangguan Tidur Picu Serangan Jantung di Malam Hari

Selasa, 22 Juli 2008 | 23:49 WIB

OBSTRUCTIVE sleep apnea atau gangguan tidur yang biasanya ditandai dengan ngorok berisiko memunculkan serangan jantung di malam hari dibanding pada siang hari. Demikian sebuah penelitian mengungkap.

Pada orang yang mengalami obstructive sleep apnea, jalur napas atau udara bagian atas terblokade entah itu pada sebagian atau seluruh saluran yang menyebabkan pernapasan terganggu, tersendat berkali-kali selama semalam.

Penelitian baru yang dipublikasikan di Journal of the American College of Cardiology, ini menyebutkan bahwa mereka yang mengalami serangan jantung saat tidur di malam hari biasanya dipicu oleh adanya obstructive sleep apnea. Kesimpulan ini dibuat berdasar pengamatan pada 92 orang yang pernah mengalami serangan jantung.
Para pasien ini diamati dengan cermat, kapan serangan jantung mulai. Mereka juga diteliti pola tidurnya di sebuah laboratorium tidur selama 17 hari setelah serangan jantung. Hasilnya, 64 pasien menderita obstructive sleep apnea.

Para pasien dengan atau tanpa gangguan tidur nyaris sama-sama memiliki riwayat pernah menggunakan obat dan memiliki latar belakang risiko sama. Namun masing-masing memiliki perbedaan waktu saat mengalami serangan jantung. Mereka yang mengalami obstructive sleep apnea enam kali lebih berisiko terkena serangan jantung di malam hari mulai tengah malam hingga pukul 6 pagi hari dibanding siang hari. Sebaliknya, mereka yang tidak memiliki gangguan ngorok ini biasanya mengalami serangan jantung justru di pagi (pkl. 6 pagi) hingga sore hari.

Obstructive sleep apnea "bisa jadi menjadi pemicu" munculnya serangan jantung, tulis para ilmuwan, yang salah satu anggotanya adalah Dr. Fatima Kuniyoshi, PhD. Tim Kuniyoshi ini kemudian melanjutkan penelitian untuk melihat apakah dengan menangani obstructive sleep apnea ini dapat mengurangi risiko serangan jantung.
Sumber: Journal of the American College of CardiologyABD

Gangguan Tidur Bisa Mematikan

http://www.kompas.com

Gangguan Tidur Bisa Mematikan

Minggu, 3 Agustus 2008 | 18:23 WIB

MENDERITA gangguan tidur efeknya ternyata bisa lebih mengerikan dari pada sekedar kacaunya istirahat Anda pada malam hari. Suatu riset terbaru menunjukkan, seseorang yang mengalami gangguan saat tidur atau sleep apnea berisiko hingga tiga kali lipat meninggal secara prematur, dan risiko ini akan meningkat apabila gangguan tidur dibiarkan tanpa penanganan serius.
Sleep apnea adalah sejenis gangguan tidur yang kerap ditemukan terutama di kalangan pria dengan postur gemuk dan berusia di atas 40 tahun. Gangguan disebabkan karena seseorang menjadi sering terjaga dari tidurnya karena pernafasannya terhenti dan seringkali diikuti dengan kebiasaan mendengkur.
Dalam riset yang dipublikasikan jurnal Sleep, peneliti menyimpulkan bahwa risiko mengalami kematian dini tercatat 3,2 kali lipat lebih tinggi di antara penderita sleep apnea parah. Kesimpulan ini diperoleh setelah peneliti memantau lebih dari 1.500 orang pria dan wanita berusia 30 hingga 60 tahun. Partisipan ini dipantau selama 18 tahun dan diperiksa sejak penelitian dimulai apakah mereka mengalami gejala sleep apnea.

Selama pemantauan, tercatat 80 orang meninggal dunia. Dari jumlah tersebut, sekitar 19 persen di antaranya adalah mereka yang menderita sleep apnea tingkat parah. Sedangkan persentase mereka yang meninggal tanpa mengalami sleep apnea hanya 4% saja.

Para ahli menemukan risiko kematian secara prematur meningkat ketika gangguan tidur atau sleep apnea semakin parah. Hasil temuan ini, kata mereka, mengindikasikan pentingnya dilakukan perlindungan dari risiko kematian melalui pengobatan yang tepat untuk mengatasi sleep apnea, seperti penggunaan alat bantu (CPAP/continuous positive airway pressure) untuk menjaga aliran udara selama tidur tetap lancar dan mencegah terhentinya pernafasan.

Ketika para partisipan yang secara teratur menggunakan CPAP untuk mengatasi sleep apnea tidak lagi dilibatkan dalam analisis studi, risiko kematian dapat meningkat hingga 3,8 kali lipat di antara mereka yang membiarkan sleep apnea tidak tertangani.

Peneliti mencatat, hubungan antara sleep apnea dan kematian akibat serangan jantung begitu kuat. Sekitar 42 persen kematian pada partisipan penderita sleep apnea parah diakibatkan serangan jantung, dan risiko kematian akibat sakit jantung tercatat lima kali lebih tinggi di antara mereka yang gangguan sleep apnea dibiarkan ketimbang partisipan yang tidak mengalami sleep apnea.

AC
Sumber : WebMD

Anak Kurang Tidur Picu Depresi

http://www.kompas.com

Anak Kurang Tidur Picu Depresi

Kamis, 31 Januari 2008 | 01:05 WIB

RENCANA Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang digaungkan Gubernur Fauzi Bowo beberapa waktu lalu, yaitu mengatasi kemacetan lalu lintas dengan memajukan jam masuk sekolah, selayaknya ditinjau ulang. Memang alasan yang diungkapkan gubernur tentang hal itu baik, tapi dari sudut kesehatan, pemajuan jam sekolah itu malah akan merugikan.
Selama ini, jam masuk sekolah adalah pukul 07.00. Bila peraturan pemerintah provinsi itu dilaksanakan, jam masuk sekolah menjadi pukul 06.30 atau 06.45.
Menurut Dr Andreas Prasadja, RPSGT, Sleep Technologist dari Sleep Disorder Clinic Rumah Sakit Mitra Kemayoran, kebijakan itu akan berdampak pada kualitas pendidikan, prestasi akademis, dan perilaku anak-anak."Perlu diketahui, di negara-negara maju saat ini justru sedang terjadi gerakan untuk memundurkan jam masuk sekolah demi meningkatkan kualitas anak didik," kata Andreas Prasadja.
Peningkatan kualitas belajar anak, menurut dia, ada hubungannya dengan waktu tidur anak. Itu sebabnya, House Congressional Resolution 135 mendorong sekolah-sekolah di Amerika Serikat untuk memundurkan jam masuk sekolah dari pukul 07.00 menjadi pukul 08.30.
Kesehatan tidur
Menurut Andreas Prasadja, ada sebuah mekanisme pengaturan siklus kehidupan yang bernama irama sirkadian. Sepanjang hari, irama sirkadian berdetak menentukan saat-saat yang tepat bagi seseorang untuk makan, tidur, atau beraktivitas. Dia memberikan rasa segar di pagi hari, rasa lapar pada tengah hari, kantuk pada jam 13.00-14.00, dan rasa segar kembali di pukul 16.00-an. Tentu saja ini akan bervariasi pada setiap individu.
Satu hal lagi yang perlu diperhatikan, menurut Andreas, adalah utang tidur. Utang tidur adalah jumlah kekurangan tidur yang membebani. Prof. William Dement, bapak kedokteran tidur, mengatakan, semakin besar utang tidur semakin besar pula dorongan untuk tidur. Besarnya utang tidur juga akan menghambat kemampuan kita untuk berpikir dan bekerja. Pada anak-anak kekurangan tidur akan berakibat langsung pada kesehatan, prestasi akademis, dan kemampuan fisiknya untuk berolahraga.
Menurut pantauan Andreas, banyak anak, khususnya remaja, saat ini mengalami kekurangan tidur kronis akibat jadwal kegiatan yang tidak memperhatikan jam biologis/irama sirkadian. Jam biologis remaja berbeda dengan orang dewasa. Saat orangtuanya mulai mengantuk di jam 22.00, mereka sedang berada dalam kondisi segar penuh vitalitas, dan baru mengantuk setelah lewat malam. Kebutuhan tidur mereka pun lebih panjang, yaitu 8,5-9,25 jam. Padahal mereka harus bangun pagi hari mengejar pukul 07.00 untuk masuk sekolah.
Kekurangan tidur pada remaja menyebabkan mereka mengalami masalah emosional. Karena masih kurang tidur saat malam, di pagi hari mereka begitu sulit dibangunkan, dan sepanjang hari di sekolah mereka sulit mengarahkan konsentrasi secara penuh. Beberapa di antaranya bahkan tertidur di dalam kelas. Kekerasan, kenakalan, dan masalah emosional pada remaja juga diperberat oleh kondisi kurang tidur ini.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh National Sleep Foundation (Amerika Serikat) menunjukkan bahwa anak-anak yang cukup tidur (lebih 8 jam sehari) mempunyai prestasi akademis yang lebih baik dibanding yang kurang tidur. Sementara penelitian lainnya di Universitas Minnesota membuktikan manfaat menggeser jam masuk dari pukul 07.15 menjadi 08.40.
Para ahli bahkan terkejut dengan banyaknya kemajuan yang dialami para mahasiswa hanya dengan menambahkan kurang dari satu jam tidur setiap harinya. Prof Dement mencatat perubahan pada salah seorang mahasiswinya yang mengatakan bahwa dosen kuliah paginya kini tidak lagi membosankan setelah dia mencukupi kebutuhan tidurnya.
Jadi, menurut Andreas, ada baiknya pemerintah meninjau ulang kebijakan itu. Lebih baik jam sekolah dimundurkan daripada dibuat lebih pagi. Sebab, tidur memegang peranan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
"Kita melakukan kesalahan besar jika tidak memperhatikan kesehatan tidur. Untuk itu, saya sebagai seorang dokter, orangtua, dan warga Jakarta, memohon kepada Pemerintah DKI Jakarta untuk mempertimbangkan kualitas anak-anak kita dalam membuat kebijakan untuk mengatasi kemacetan di Ibu Kota," katanya. (Warta Kota/sra)

MANFAAT CUKUP TIDUR BAGI ANAK
Mary Carskadon, PhD, seorang ahli di bidang tidur remaja
merumuskan beberapa manfaat kecukupan tidur bagi remaja:

1. Tidak mudah mengalami depresi.
2. Mengurangi kenakalan remaja.
3. Nilai akademik yang lebih baik.
4. Mengurangi angka ketidakhadiran di kelas.
5. Mengurangi risiko mengalami kecelakaan lalu lintas akibat kantuk.
6. Prestasi olahraga yang lebih baik.
7. Daya tahan terhadap penyakit infeksi yang lebih kuat.
8. Mengurangi risiko berbagai gangguan metabolik, termasuk obesitas.
(*/sra)

Kegemukan Tingkatkan Resiko Kanker

www.kompas.com

Kegemukan Tingkatkan Resiko Kanker

Sabtu, 16 Februari 2008 | 00:18 WIB

LONDON, SABTU - Obesitas atau kelebihan berat badan meningkatkan resiko terserang berbagai bentuk penyakit kanker. Hasil studi terbaru yang dikeluarkan oleh jurnal kesehatan Lancet di London, Jumat (15/2), menunjukkan kelebihan berat badan dapat meningkatkan resiko terserang kanker diantaranya pada kandung kemih, rahim serta kerongkongan.

Walaupun studi menyebutkan adanya kaitan antara kelebihan berat badan dengan resiko kanker, namun tidak ada bukti pasti yang menunjukkan pertambahan berat badan dapat mengakibatkan kanker. "Untuk menyimpulkan hubungan sebab dan akibat, kami perlu mengadakan riset lebih lanjut," jelas Dr. Andrew Renehen, yang memimpin studi tersebut.

Para periset mengkompilasikan data dari 141 studi dan mempertimbangkan lebih banyak jenis penyakit kanker dan lebih beragam populasi dari hasil studi terdahulu. Studi itu mencakup lebih dari 28.000 kasus kanker di Amerika Utara, Eropa, Australia, serta Asia.
Para peserta studi, baik berkelebihan berat badan maupun berberat badan normal, diteliti selama 9 hingga 15 tahun. Peneliti mengamati indeks massa tubuh mereka dan mengkorelasinya dengan kasus penyakit kanker yang muncul.
Dari studi diketahui berat badan di atas 15 kilogram dari berat badan normal pada kalangan pria dapat meningkatkan resiko kanker pada ginjal hingga 24 persen dan pada kerongkongan hingga 52 persen. Sementara kelebihan berat badan hingga di atas 13 kilogram dari berat badan normal pada kalangan perempuan meningkatkan resiko kanker pada rahim dan kandung kemih hingga 60 persen.

Pada penduduk Asia, terdapat kaitan lebih erat antara pertambahan indeks massa tubuh dengan resiko serangan kanker payudara. Para ilmuwan belum mendapat kepastian bagaimana kelebihan berat badan dapat membuat orang rentan terhadap kanker.

"Salah satu hipotesa yang muncul adalah kelebihan lemak dapat berpengaruh pada kadar hormon di dalam tubuh dimana pada tingkat tertentu berkemungkinan memicu tumbuhnya tumor," kata Renehan.

"Pesan sederhana yang dapat disampaikan adalah apabila semakin anda berhasil menjaga standar berat badan normal, semakin rendah anda berisiko terserang kanker," kata Ed Yong dari Riset Kanker Inggris. Studi yang dimuat dalam jurnal Lancet ini dibiayai oleh British Medical Association, Universitas Manchester dan Universitas Bern, Swiss. (AP)

JIM

Kurang Tidur Bikin Gemuk

http://www.kompas.com

Kurang Tidur Bikin Gemuk

Sabtu, 5 April 2008 | 16:09 WIB

ANDA yang merasakan kegemukan dan sulit menurunkan berat badan perlu memahami berita baru ini. Mereka yang kerap tidur terlalu larut entah karena pekerjaan atau sulit tidur bakal mudah mengalami kegemukan. Sebaliknya, "banyak tidur justru merupakan cara ideal untuk menstabilkan berat tubuh," jelas Karine Spiegel, ilmuwan ahli saraf dari France INSERM.Sementara mereka yang terbiasa makan sedikit dan kurang olahraga justru bakal mudah gemuk. Dan data terakhir menyebutkan, kurang tidur juga menjadi salah satu faktor penyebabnya.
Sekitar 30 survei dilakukan di 7 negara dengan populasi yang cukup luas mengindikasikan bahwa kegemukan terkait erat dengan kurang tidur entah pada anak atau orang dewasa.
Penelitian pertama berlangsung tahun 1992 di Perancis dan meneliti perihal anak-anak dan remaja. Spiegel mengatakan, meningkatnya kegemukan di Amerika pada pertengahan abad 20 terkait dengan masalah kurang tidur.
Dua hormon kunci diproduksi pada malam hari yang fungsinya mengatur nafsu makan.
Hormon protein yang diproduksi jaringan lemak dan mengatur simpanan lemak, grehlin membuat orang menjadi lapar, memperlambat metabolisme dan menurunkan kemampuan tubuh membakar lemak tubuh.
"Kami telah menunjukkan bahwa kurang tidur (2-4 jam) menyebabkan hilangnya 18 persen hormon leptin dan 28 persen meningkatkan hormon grehlin," ujarnya.
Perubahan hormon semacam memudahkan orang lapar dan butuh lemak serta gula sehingga orang bakal menginginkan makanan seperti kue, kacang, dan lain-lain.
Kurang tidur dapat meningkatkan rasa lapar hingga 23-24 persen. Atau penambahan kalori sekitar 350-500 setiap hari, "yang pada orang yang kurang olahraga bakal memudahkan tambahnya berat badan." jelas Spiegel.
Sayang, tidak begitu jelas apakah kurangnya tidur selama beberapa tahun bakal membahayakan kemampuan tubuh untuk merestorasi keseimbangan kedua hormon ini.
Sebuah penelitian yang dirilis di Washington pada Februari menunjukkan, anak-anak yang kurang tidur berisiko tinggi mengalami obesitas daripada mereka yang selalu tidur di malam hari. Menurut para peneliti dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, tidur teratur dapat mengurangi risiko obesitas hingga sembilan persen.
Sebaliknya, anak-anak yang kurang tidur, 92 persen lebih berisiko mudah mengalami obesitas daripada yang kurang tidur.
"Analisis kami dari data yang ada meunjukkan kaitan jelas antara durasi tidur dan risiko obesitas pada anak. Risiko menurun saat durasi tidur makin banyak," jelas Youfa Wang, seorang senior peneliti mengungapkan.

"Kebiasaan tidur teratur merupakan modal penting untuk mencegah kegemukan pada anak dan perlu dipertimbangkan lebih lanjut sebagai sebuah cara mencegah kegemukan," ungkap Wang.
Para ilmuwan ini sempat mereview 17 penelitian yang telah dipublikasikan mengenai durasi tidur dan kegemukan pada anak.
Beberapa peneliti merekomendasikan anak-anak usia di bawah lima tahun sebaiknya tidur selama 11 jam atau lebih sehari, anak usia lima hingga 10 tahun sebaiknya tidur selama 10 jam atau lebih dan anak usia di atas sepluh tahun sebaiknya tidur sembilan jam sehari.
Source: AP
ABD

Kurang Tidur Picu Obesitas

http://www.kompas.com

Kurang Tidur Picu Obesitas

Tidur siang baik untuk meningkatkan kemampuan ingatan jangka panjang.

Jumat, 14 Maret 2008 | 12:06 WIB

TOKYO, KAMIS - Bagi Anda pria yang tidurnya kurang dari lima jam setiap malam sebaiknya berhati-hati. Menurut laporan sebuah penelitian terbaru di Jepang, pria yang kurang tidur berisiko tinggi mengalami obesitas dan memiliki kadar gula darah tinggi sehingga berpotensi menyebabkan diabetes.
Seperti diungkapkan Professor Yoshitaka Kaneita dari Universitas Nihon, kurangnya waktu istirahat pada malam hari dapat memicu sejenis hormon dalam darah yang merangsang nafsu makan.

¨Hal itu dapat meningkatkan perasaan lapar seperti halnya selera mengonsumsi makanan berkalori tinggi,¨ ungkapnya sambil menekankan penting artinya bagi masyarakat untuk memberi perhatian lebih pada waktu istirahat di malam hari.

Dalam risetnya, Profesor Yoshitakaa melibatkan 21.693 pria yang dipantau kondisinya mulai dari tahun 1999 hingga 2006. Pria yang tidak dalam kondisi gemuk atau obes pada 1999 tercatat 1,36 kali memiliki kecenderungan menjadi obes jika mereka tidur kurang dari lima jam setiap malam selama kurun waktu tujuh tahun dibandingkan mereka yang tidurnya rata-rata lebih dari lima jam.
Pria yang tidurnya sebentar juga tercatat 1,27 kali mengalami peningkatan kadar gula dalam darah. Penelitian ini tidak menyediakan data untuk perbandingan pada wanita.
AC
Sumber : health24

Tidur Malam Pertajam Daya Ingat

http://www.kompas.com

Tidur Malam Pertajam Daya Ingat

Senin, 14 Juli 2008 | 18:44 WIB

UNTUK meningkatkan dan mempertahankan daya ingat ternyata tidaklah sesulit yang dibayangkan. Menurut hasil penelitian, salah satu cara terbaik memperbaiki kemampuan ingatan adalah dengan cukup tidur malam.
Seperti dilaporkan BBC, Senin (14/7), peneliti dari Swiss menemukan bahwa tidur pada malam hari memberi dampak yang dramatis untuk mendukung fungsi otak pada keesokan harinya. Tidur malam, kata peneliti, tampaknya dapat memperkuat hubungan antara sel-sel syaraf otak, di mana pada organ vital inilah terjadinya proses belajar dan mengingat.
Peneliti University of Geneva, yang mempresentasikan temuannya pada Konferensi Federation European Neuroscience Societies, melibatkan sekelompok relawan untuk dilibatkan dalam riset ini.
Para partisipan diajari suatu permainan dan mereka juga ditunjukkan berbagai gambar yang harus diingat baik-baik. Pada permainan tersebut, partisipan harus mengikuti titik-titik yang bergerak pada sebuah layar komputer menggunakan joy stick.

Satu kelompok partisipan kemudian diperbolehkan tidur malam secara normal selama delapan jam. Sedangkan yang lainnya tidak diperkenankan tidur malam, dan sebagian lain hanya diperbolehkan tidur siang.

Pada hari berikutnya, semua partisipan diminta mengulang kemampuan mengikuti titik-titik pada layar dan menyebutkan gambar-gambar sambil otak mereka dipantau sejenis alat pemindai menggunakan teknik functional magnetic resonance imaging (fMRI).

Hasilnya seperti yang telah diduga. Partisipan yang tidur dengan benar menunjukkan kemampuan lebih baik dari kelompok lain dan hal ini terefleksi dari aktivitas otak mereka.

"Hasil studi kami mengungkapkan, suatu periode tidur yang diikuti pengalaman baru dapat mengkonsolidasikan serta memperbaiki dampak pembelajaran dari suatu pengalaman berikutnya.

"Perbaikan ini terlihat dari perubahan aktivitas otak pada daerah tertentu yang menandakan relevansi dari materi yang dipelajari," ungkap pimpinan peneliti Dr Sophie Schwartz.

Ia menambahkan, tidur dapat membantu otak mengonsolidasikan pengalaman yang telah dipelajari serta memperkuat memori yang melemah seiring berjalannya waktu.

Walau begitu, Schwartz menekankan bahwa hasil riset ini perlu ditindaklanjuti. Satu hal yang belum jelas misalnya berapa lama tidur yang dibutuhkan untuk memberi dampak optimal.

"Kami juga ingin mengetahui sirkuit otak mana yang terlibat dalam efek pembelajaran ini selama tidur malam dan kami ingin melakukan eksperimen meningkatkan efek seperti itu.

"Kami juga ingin mengungkap gangguan tidur seperti apa yang mempengaruhi fungsi emosi dan kognitif, dan faktor-faktor biologis apa yang mempengaruhinya," tandas Schwartz.

AC
Sumber : BBC

Bayi Butuh Tidur Berkualitas

http://www.kompas.com

Bayi Butuh Tidur Berkualitas

Rabu, 20 Februari 2008 | 14:09 WIB

JAKARTA, RABU - Anda telah dikaruniai bayi atau punya batita? Perhatikan pola tidur buah hati anda. Sudahkah kebutuhannya akan tidur berkualitas terpenuhi? Menurut penelitian para ahli, tidur berkualitas, bukan sekadar tidur, merupakan hal penting dalam proses tumbuh kembang yang optimum pada bayi dan batita, karena di waktu mereka tidur terjadi puncak aktivitas regenerasi sel-sel tubuh dan tumbuh kembang otak.Pola tidur yang baik pada bayi dan batita paling ideal dibentuk ketika mereka berumur 3-6 bulan. Ciri bayi dan batita yang mendapat cukup waktu tidur adalah mudah tertidur malam hari, mudah terbangun pagi hari, tidak rewel, mudah diatur, dan tak memerlukan tidur siang yang melebihi kebutuhan sesuai dengan perkembangannya.
Tidur berkualitas pada bayi dan batita bisa diperoleh jika mereka melewati dua tahapan tidur, yaitu tidur dalam atau tidur Non-REM (Non-Rapid Eye Movement) dan tidur aktif atau tidur REM.
Proporsi tidur REM pada bayi yang baru lahir adalah sebanyak 50% dari keseluruhan siklus tidur. Angka tersebut akan terus berkurang, hingga tinggal 20%, seiring pertambahan usia bayi.
Pola tidur
Pola tidur bayi dan batita akan berubah sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Bayi yang baru lahir biasanya akan tidur selama 16-20 jam dalam satu hari. Pada umur itu pola tidur tak teratur, lama tidur siang dan malam hampir sama, lebih dipengaruhi oleh rasa lapar dan kenyang bayi.
Pada usia 2-12 bulan, umumnya bayi tidur selama 9-12 jam pada malam hari dan tidur siang 1-4 kali sehari. Ketika berumur 12 bulan-3 tahun, si kecil biasanya tidur selama 12-13 jam sehari, dengan tidur siang rata-rata satu kali saja dalam sehari pada usia 18 bulan.
Anak berumur tiga tahun yang tidur siang akan memiliki kemampuan lebih dalam menyesuaikan diri. Hal itu sangat penting dalam menentukan keberhasilan di sekolahnya. Pada usia empat tahun, anak bisa tidak lagi membutuhkan tidur siang. Tidur pagi dan siang (nap) berkaitan erat dengan lamanya atensi, quiet alert, dan cepatnya proses pembelajaran.
Pola tidur bayi dan batita memang bervariasi. Tapi, dalam satu bulan setelah bayi lahir, seharusnya ritme tidur dan bangun yang rutin sudah dapat terbentuk. Waspadalah jika hingga umur enam bulan ia masih belum memiliki pola tidur yang relatif teratur, karena itu bisa berarti ia memiliki masalah tidur. (M1-08)

Bayi Butuh Tidur Berkualitas

http://www.kompas.com

Bayi Butuh Tidur Berkualitas

Rabu, 20 Februari 2008 | 14:09 WIB

JAKARTA, RABU - Anda telah dikaruniai bayi atau punya batita? Perhatikan pola tidur buah hati anda. Sudahkah kebutuhannya akan tidur berkualitas terpenuhi? Menurut penelitian para ahli, tidur berkualitas, bukan sekadar tidur, merupakan hal penting dalam proses tumbuh kembang yang optimum pada bayi dan batita, karena di waktu mereka tidur terjadi puncak aktivitas regenerasi sel-sel tubuh dan tumbuh kembang otak.Pola tidur yang baik pada bayi dan batita paling ideal dibentuk ketika mereka berumur 3-6 bulan. Ciri bayi dan batita yang mendapat cukup waktu tidur adalah mudah tertidur malam hari, mudah terbangun pagi hari, tidak rewel, mudah diatur, dan tak memerlukan tidur siang yang melebihi kebutuhan sesuai dengan perkembangannya.
Tidur berkualitas pada bayi dan batita bisa diperoleh jika mereka melewati dua tahapan tidur, yaitu tidur dalam atau tidur Non-REM (Non-Rapid Eye Movement) dan tidur aktif atau tidur REM.
Proporsi tidur REM pada bayi yang baru lahir adalah sebanyak 50% dari keseluruhan siklus tidur. Angka tersebut akan terus berkurang, hingga tinggal 20%, seiring pertambahan usia bayi.
Pola tidur
Pola tidur bayi dan batita akan berubah sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Bayi yang baru lahir biasanya akan tidur selama 16-20 jam dalam satu hari. Pada umur itu pola tidur tak teratur, lama tidur siang dan malam hampir sama, lebih dipengaruhi oleh rasa lapar dan kenyang bayi.
Pada usia 2-12 bulan, umumnya bayi tidur selama 9-12 jam pada malam hari dan tidur siang 1-4 kali sehari. Ketika berumur 12 bulan-3 tahun, si kecil biasanya tidur selama 12-13 jam sehari, dengan tidur siang rata-rata satu kali saja dalam sehari pada usia 18 bulan.
Anak berumur tiga tahun yang tidur siang akan memiliki kemampuan lebih dalam menyesuaikan diri. Hal itu sangat penting dalam menentukan keberhasilan di sekolahnya. Pada usia empat tahun, anak bisa tidak lagi membutuhkan tidur siang. Tidur pagi dan siang (nap) berkaitan erat dengan lamanya atensi, quiet alert, dan cepatnya proses pembelajaran.
Pola tidur bayi dan batita memang bervariasi. Tapi, dalam satu bulan setelah bayi lahir, seharusnya ritme tidur dan bangun yang rutin sudah dapat terbentuk. Waspadalah jika hingga umur enam bulan ia masih belum memiliki pola tidur yang relatif teratur, karena itu bisa berarti ia memiliki masalah tidur. (M1-08)

Fakta Seputar Tidur

www.detikhot.com

Selasa, 25/09/2007 15:19 WIB

Fakta Seputar Tidur

Yulia Dian - detikhot

Jakarta Tahukah Anda bahwa tidur punya fungsi yang lebih dari sekedar mengistirahatkan tubuh saja. Kurang tidur bisa bikin memori otak terganggu bahkan bunuh diri. Jadi?
Penelitian menemukan bahwa tidur tak hanya melindung memori dari pengaruh luar tapi juga membantu menguatkannya. Mereka yang tidur lebih sedikit mempunyai hormon stres, kortikosteron yang lebih tinggi. Hormon inilah yang mengganggu reproduksi sel di otak orang dewasa.
Tapi ini bisa kembali normal setelah Anda bisa tidur enak selama seminggu. Betapa tidak menguntungkan bukan? Tapi jangan juga menghabiskan waktu yang berlebihan untuk tidur.

Umumnya waktu tidur normal seseorang adalah 7 jam. Namun banyak yang hanya menghabiskan waktu selama 5 jam saja untuk istirahat. Rupanya waktu tidur yang tak normal ini bisa menambah tinggi risiko masalah kardiovaskular.

Hal ini berisiko besar terhadap gangguan jantung. Biasanya ini akan membuat detak jantung Anda tak normal.
Tidur bisa jadi penyembuh yang baik. Pada saat inilah pertumbuhan organisme tubuh. Sebagai contoh tidur bisa menumbuhkan tingkat hormon pertumbuhan dan mengganti sistem imune.

Pada orang dewasa, kurang tidur bisa membuat depresi berat. Dalam keadaan kurang tidur yang parah, depresi akan bertambah ditambah otak tak bisa berpikir jernih, banyak kasus bunuh diri karenanya. Waduh...

Fakta Menarik Seputar Tidur- Saat kita sedang tidur nyenyak, nafas, detak jantung dan tekanan darah berada dalam tingkat yang paling rendah.

- Saat kita sedang bermimpi, otak biasanya bekerja mencari pengalaman serupa yang pernah terjadi ketika kita sedang dalam keadaan sadar.

- Banyak orang menderita insomnia adalah pengaruh dari rasa khawatir dan depresi. Dan rata-rata penderita insomnia paling tinggi adalah wanita dan orang tua.

- Rata-rata orang bangun sekitar 6 kali setiap waktu mereka tidur.

- Temperatur tubuh Anda akan menurun drastik menjelang pagi. Biasanya titik paling rendah adalah sekitar jam 4 pagi. Kemudian akan naik lagi setelah matahari terbit.

- Walaupun kita sedang tertidur pulas, ada beberapa bagian dari tubuh kita yang bisa menerima suara atau sinyal dari sekitar. Itu mengapa orang tua selalu bangun ketika bayinya menangis.

Bagaimana Tidur yang Sehat?
1. Persiapkan diri Anda dengan memastikan Anda dalam keadaan kalem dan santai sebelum tidur. Sebelum beranjak ke ranjang, lakukan aktifitas ringan. Hindari musik yang keras dan televisi. Matikan lampu. Membaca, yoga dan meditasi bisa membantu Anda bersiap-siap tidur.

2. Pastikan Anda mentaati jadwal rutin dengan tidur dan bangun di waktu yagn sama setiap harinya. Tubuh Anda akan terbiasa dengan jadwal tersebut dan akan terbiasa mempersiapkan tidur yang enak. Pastikan kamar Anda dingin dan nyaman.

3. Jika Anda menghabiskan waktu lebih dari 15 menit di ranjang untuk bersiap tidur, sebaiknya lakukan sesuatu hal yang membuat relaks tapi jangan di atas kasur. Berada di ranjang saat terjaga malah meningkatkan kekhawatiran Anda tak bisa tidur.

4. Olahraga bisa membuat Anda tidur lebih baik, tapi jika dilakukan diwaktu yang tepat tentunya. Waktu yang paling ideal untuk olahraga adalah pagi hari. Berolahraga siang hari akan membuat ngantuk. Itu karena olahraga membuat energi tubuh meningkat.

5. Jangan makan makanan berat sebelum tidur dan jangan mengkonsumsi kafein di sore atau malam hari. Jangan merokok. Alkohol juga mengganggu kemampuan tidur. (yla/yla)

Fakta Seputar Tidur

www.detikhot.com

Selasa, 25/09/2007 15:19 WIB

Fakta Seputar Tidur

Yulia Dian - detikhot

Jakarta Tahukah Anda bahwa tidur punya fungsi yang lebih dari sekedar mengistirahatkan tubuh saja. Kurang tidur bisa bikin memori otak terganggu bahkan bunuh diri. Jadi?
Penelitian menemukan bahwa tidur tak hanya melindung memori dari pengaruh luar tapi juga membantu menguatkannya. Mereka yang tidur lebih sedikit mempunyai hormon stres, kortikosteron yang lebih tinggi. Hormon inilah yang mengganggu reproduksi sel di otak orang dewasa.
Tapi ini bisa kembali normal setelah Anda bisa tidur enak selama seminggu. Betapa tidak menguntungkan bukan? Tapi jangan juga menghabiskan waktu yang berlebihan untuk tidur.

Umumnya waktu tidur normal seseorang adalah 7 jam. Namun banyak yang hanya menghabiskan waktu selama 5 jam saja untuk istirahat. Rupanya waktu tidur yang tak normal ini bisa menambah tinggi risiko masalah kardiovaskular.

Hal ini berisiko besar terhadap gangguan jantung. Biasanya ini akan membuat detak jantung Anda tak normal.
Tidur bisa jadi penyembuh yang baik. Pada saat inilah pertumbuhan organisme tubuh. Sebagai contoh tidur bisa menumbuhkan tingkat hormon pertumbuhan dan mengganti sistem imune.

Pada orang dewasa, kurang tidur bisa membuat depresi berat. Dalam keadaan kurang tidur yang parah, depresi akan bertambah ditambah otak tak bisa berpikir jernih, banyak kasus bunuh diri karenanya. Waduh...

Fakta Menarik Seputar Tidur- Saat kita sedang tidur nyenyak, nafas, detak jantung dan tekanan darah berada dalam tingkat yang paling rendah.

- Saat kita sedang bermimpi, otak biasanya bekerja mencari pengalaman serupa yang pernah terjadi ketika kita sedang dalam keadaan sadar.

- Banyak orang menderita insomnia adalah pengaruh dari rasa khawatir dan depresi. Dan rata-rata penderita insomnia paling tinggi adalah wanita dan orang tua.

- Rata-rata orang bangun sekitar 6 kali setiap waktu mereka tidur.

- Temperatur tubuh Anda akan menurun drastik menjelang pagi. Biasanya titik paling rendah adalah sekitar jam 4 pagi. Kemudian akan naik lagi setelah matahari terbit.

- Walaupun kita sedang tertidur pulas, ada beberapa bagian dari tubuh kita yang bisa menerima suara atau sinyal dari sekitar. Itu mengapa orang tua selalu bangun ketika bayinya menangis.

Bagaimana Tidur yang Sehat?
1. Persiapkan diri Anda dengan memastikan Anda dalam keadaan kalem dan santai sebelum tidur. Sebelum beranjak ke ranjang, lakukan aktifitas ringan. Hindari musik yang keras dan televisi. Matikan lampu. Membaca, yoga dan meditasi bisa membantu Anda bersiap-siap tidur.

2. Pastikan Anda mentaati jadwal rutin dengan tidur dan bangun di waktu yagn sama setiap harinya. Tubuh Anda akan terbiasa dengan jadwal tersebut dan akan terbiasa mempersiapkan tidur yang enak. Pastikan kamar Anda dingin dan nyaman.

3. Jika Anda menghabiskan waktu lebih dari 15 menit di ranjang untuk bersiap tidur, sebaiknya lakukan sesuatu hal yang membuat relaks tapi jangan di atas kasur. Berada di ranjang saat terjaga malah meningkatkan kekhawatiran Anda tak bisa tidur.

4. Olahraga bisa membuat Anda tidur lebih baik, tapi jika dilakukan diwaktu yang tepat tentunya. Waktu yang paling ideal untuk olahraga adalah pagi hari. Berolahraga siang hari akan membuat ngantuk. Itu karena olahraga membuat energi tubuh meningkat.

5. Jangan makan makanan berat sebelum tidur dan jangan mengkonsumsi kafein di sore atau malam hari. Jangan merokok. Alkohol juga mengganggu kemampuan tidur. (yla/yla)

Kurang Tidur? Awas Libido Menurun

www.detikhot.com

Jumat, 09/11/2007 11:56 WIB

Kurang Tidur? Awas Libido Menurun!

Amelia Ayu Kinanti - detikhot

Jakarta Kurang tidur tidak hanya berbahaya pada saat Anda akan menyetir. Fakta terbaru menyebutkan bahwa kurang tidur dapat mengakibatkan menurunnya libido pada pria. Waduh...
Aktivitas yang tinggi secara otomatis mengurangi waktu istirahat, juga waktu tidur. Namun ternyata kurangnya waktu tidur juga berdampak negatif pada kehidupan seks seseorang. Kehidupan seks Anda bermasalah? Mungkin ini jadi salah satu alasannya.

Professor Monica Andersen, guru besar universitas Sao Paulo, Brazil, mengungkapkan fakta tersebut pada 'International Sleep Conference' di Cairns, Australia. Demikian dikutip detikhot dari Foxnews, Jumat (9/11/2007).
Dalam konferensi tersebut, Monica menjelaskan bahwa kurangnya waktu tidur akan mengakibatkan seorang pria kehilangan keinginan untuk berhubungan seks. Dalam kasus tertentu bahkan dapat mengakibatkan gangguan ereksi pada pria.

Tak hanya itu, kurang tidur juga akan menyebabkan beberapa gangguan seks salah satunya adalah sleep sex atau disebut juga sexsomnia. Sexsomnia adalah kondisi seseorang mengganti kebutuhan seks dengan tidur.

Jika seks sudah terpenuhi dengan tidur, bagaimana hubungan Anda dan pasangan berjalan lancar. Ini bisa jadi masalah baru. Anda tertarik menikmati tidur ketimbang berhubungan intim dengan istri. Gawat nih!

Sumber lain, Dr. David Brandes dari Northridge Hospital Medical Center, Amerika Serikat memberikan saran bagi pria-pria yang mengalami kekurangan waktu tidur untuk mengembalikan libidonya. Yaitu dengan melakukan beberapa aktivitas sebelum tidur, seperti berolahraga, minum kopi dan kurangi minuman beralkohol. Mandi air panas sebentar saja bisa jadi cara mujarab untuk terlelap. (yla/yla)

Waktu Tidur Pengaruhi Berat Badan

www.detikhot.com

Rabu, 02/04/2008 15:45 WIB

Waktu Tidur Pengaruhi Berat Badan

Amelia Ayu Kinanti - detikhot

Jakarta Anda merasa sulit mengatur berat badan yang semakin hari-semakin bertambah? Coba ingat-ingat, apakah pola tidur Anda sudah benar? Karena lamanya waktu tidur sangat mempengaruhi berat badan.

Idealnya waktu tidur yang benar adalah sekitar 7-8 jam setiap malam. Namun terkadang aktifitas tinggi membuat pola tidur menjadi berubah. Waktu tidur cenderung berkurang.

Namun jika Anda berpikir kurangnya waktu tidur akan membuat bobot tubuh berkurang, Anda salah besar. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr. Michael Sateia dari Dartmouth Medical School di Libanon memberikan hasil bahwa seseorang dengan jam tidur kurang dari 6 jam akan berisiko mengalami kegemukan.

Hal tersebut dikarenakan, ketika seseorang kurang tidur, maka akan timbul rasa lapar yang berlebihan. Oleh karena itu bobot tubuh akan mudah sekali meningkat. Selain itu keletihan tubuh akibat kurangnya waktu tidur membuat seseorang tak punya tenaga ektra untuk berolahraga.

Waktu tidur lebih dari 9 jam juga tidak baik. Karena tubuh akan minim aktifitas dan otomatis menimbun lemak.

Jadi, ayo atur waktu tidur Anda sekarang!
(kee/yla)

Ngorok Indikasikan Stroke dan Jantung

http://www.kompas.com

Ngorok Indikasikan Stroke dan Jantung

Minggu, 2 Maret 2008 | 20:37 WIB

LONDON, SABTU - Bila Anda termasuk orang yang sering tidur dengan suara dengkuran atau ngorok sebaiknya waspada. Bukan tidak mungkin, kebiasaan itu menjadi pertanda bahwa Anda berisiko tinggi mengidap jantung dan stroke. Mendengkur atau mengeluarkan suara getar saat tidur lelap memang sejak lama dicurigai para ahli berkaitan dengan gangguan kesehatan. Kini, indikasi tersebut diperkuat oleh hasil sebuah riset di Hongaria yang mengaitkan kebiasaan mendengkur dengan penyakit jantung dan stroke

Riset yang melibatkan lebih dari 12 ribu pasien dan dipublikasikan dalam Journal Sleep itu menyimpulkan bahwa pendengkur berat memiliki kecenderungan yang signifikan mengalami serangan jantung atau stroke dibanding mereka yang tak mendengkur.

Temuan ini menurut peneliti semakin memperkuat teori sebelumnya tentang hubungaan antara mendengkur dengan penyakit kardiovaskuler. Mendengkur sebenarnya gejala yang dapat dialami siapa saja pada berbagai tahap usia. Namun kebiasaan ini tercatat lebih banyak ditemukan pada sekitar 40 persen pria dewas adan 24 persen wanita dewasa.

Suara mendengkur adalah akibat terhalangnya aliran udara yang melalui saluran yang terletak di bagian belakang rongga mulut dan hidung. Pada saat otot di langit-langit dan uvula (bagian dari langit-langit yang membentang dari bagian atas hingga pangkal lidah) dalam keadaan rileks , mereka dapat bergetar yang menghasilkan suara yang saat pendengkur bernafas.

Selama bertahun-tahun , para ahli selalu mewaspadai akan adanya korelasi kuat antara mendengkur dengan berbagai jenis penyakit pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti jantung atau stroke.

Riset yang dilakukan para ahli Hongaria ini memberi bukti yang memperkuat dugaan ini. Dalam risetnya, para ahli mewawancarai sekitar 12 ribu orang pasien untuk mengumpulkan data seputar kebiasaan mendengkur. Setelah dianalisa, terungkap bahwa ´pendengkur berat´ memiliki kecenderungan 34 persen lebih besar mengalami serangan jantung dan 67 persen risiko lebih besar mengalami stroke.

Peneliti mengatakan, kasus mendengkur dengan suara keras disertai nafas yang terhenti dapat digunakan untuk mengidentikasi risiko seseorang akan penyakit jantung dan stroke. Data menunjukkan bahwa pasien yang dengkurannya tidak nyaring justru tidak mengalami peningkatan risiko. Kabar baiknya lagi, khususnya bagi pria, kecenderungan untuk mendengkur juga menurun setelah mereka melewati usia 70 tahun.

AC
Sumber : BBC

Waspadai Nyeri Dada Waspadai Serangan Jantung

http://www.kompas.com

Waspadai Nyeri Dada Waspadai Serangan Jantung

Sabtu, 19 Juli 2008 | 16:15 WIB

RASA nyeri pada bagian dada seringkali dianggap remeh dan diabaikan oleh sebagian orang. Bahkan, ada persepsi bahwa keluhan fisik itu merupakan tanda-tanda masuk angin yang bisa diatasi dengan mudah. Padahal, nyeri pada dada itu bisa jadi merupakan gejala seseorang menderita penyakit jantung.
"Ada beberapa keluhan penyakit jantung yang sering diabaikan masyarakat hingga akhirnya penyakit yang diderita bertambah parah," kata dokter spesialis jantung dari Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk (RS PIK) Linda Lison, Sabtu (19/7), dalam seminar awam bertema Sehatkan Jantung Anda, di auditorium RS Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
Sejumlah keluhan yang patut diwaspadai sebagai gejala penyakit jantung adalah, nyeri dada, berdebar-debar, cepat letih, sesak napas, ada riwayat sering pingsan, sesak bila tidur telentang, beberapa organ tubuh membiru, serta perut dan bagian kaki bengkak. Gejala lain yang dialami ketika seseorang terserang penyakit jantung adalah rasa nyeri yang hebat disertai muntah.
Tempat nyeri pada gangguan jantung antara lain, di belakang tulang dada, di belakang tulang dada menjalar ke leher, dari dada menjalar ke bahu dan dada. Lokasi lain adalah, dari dada menjalar ke rahang, dari dada bawah di ulu hati, sertai di daerah punggung di antara kedua belikat. Jika terjadi kondisi nyeri dada, maka pertolongan pertama yang harus dilakukan adal ah, baringkan penderita, istirahatkan sampai nyeri berkurang atua hilang, pemberian oksigen, dan panggil dokter, bawa ke rumah sakit terdekat, ujar Linda.

Faktor risiko
Diagnosis dini perlu dilakukan pada seseorang yang memiliki faktor risiko kardiovaskular. Sejumlah faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dengan perubahan gaya hidup adalah, adanya riwayat keluarga yang mengalami gangguan jantung dan pembuluh darah, usia yang makin tua atau lanjut usia, serta jenis kelamin." Ini merupakan faktor risiko yang tidak bisa dihindari, "kata Linda.
Sebenarnya ada sejumlah faktor risiko yang bisa dimodifikasi dengan perubahan gaya hidup adalah dislipidemia seperti kolesterol LDL tinggi, kolesterol HDL rendah dan triglycerides tinggi. Faktor lain adalah, tekanan darah tinggi, menderita kencing manis atau diabetes mellitus, kebiasaan merokok, mengalami kegemukan atau obesitas dan kurang berolahraga.
Kadar kolesterol sangat terkait dengan tingginya risiko terserang penyakit jantung koroner. Kolesterol merupakan zat berwarna putih seperti lilin yang dapat ditemukan di setiap sel tubuh. Kolesterol bisa membantu mencernakan lemak, memperkuat membran sel, dan membuat hormon. Kolesterol HDL memindahkan kolesterol jahat dari dinding pembuluh darah. Sedangkan jenis kolesterol LDL menempel pada dinding pembuluh darah, merusak dan menyumbat pembuluh darah, kata Linda.
Jika kolesterol bertumpuk pada dinding pembuluh darah arteri atau dikenal dengan istilah aterosklerosis, maka bisa berakibat terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke. Atherosklerosis merupakan pembentukan plak di dalam pembuluh darah yang menyempit. Kemudian, plak dapat mengelupas dan menyebabkan timbulnya bekuan darah yang menyumbat atau thrombus.
Kendalikan faktor risiko agar terhindar dari penyakit jantung koroner, ujarnya menjelaskan. Beberapa upaya pencegahan penyakit jantung yang bisa dilakukan adalah memeriksa secara teratur kadar kolesterol LDL atau kolesterol jahat , periksa tekanan darah secara teratur. Cara lain adalah, menerapkan pola makan yang sehat di antaranya jangan makan yang berlebihan, menghindari makanan yang mengandung lemak, hindari minuman beralkohol.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), sejumlah penyakit kardiovaskular memiliki risiko tinggi terhadap kematian. Penyakit jantung koroner (PJK) menyebabkan 7,2 juta kematian di dunia pada tahun 1996, dan merupakan 14 persen dari total kematian keseluruhan atau satu dari tiga kematian di negara-negara industri. Sementara stroke menyebabkan 4,6 juta kematian. Hipertensi diderita lebih dari 690 juta orang di dunia. Di negara berkembang, kematian karena penyakit kardiovaskular diperkirakan meningkat 28 persen per tahun.
Evy Rachmawati